Ilmu lingkungan adalah
salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad
hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain aspek sosial,
ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai poros,
tempat berbagai azas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama
lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
Azas didalam suatu ilmu
pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian
digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang
lebih spesifik. Azas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian
metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh
ilmuwan didunia ini. Tetapi ada pula azas yang hanya diakui oleh sekelompok
ilmuwan tertentu saja, karena azas ini hanya merupakan penyamarataan secara
empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi tertentu saja, sehingga
terkadang azas ini menjadi bahan pertentangan.
Asas di dalam suatu
ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokohdan kuat untuk
mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan.
Untukmenyajikan asas dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya
terlebihdahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru
dikemukakanfakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas disini
sebenarnyamerupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan logikanya). Secara umum azas yang terdapat pada ilmu
lingkungan terdapat 14 azas yang didalamnya mengenai kehidupan makhluk hidup,
alam, energi, ekosistem maupun populasi, dll.
Lingkungan merupakan
tempat untuk melakukan aktifitas-aktifitas semua makhluk hidup. Makhluk hidup
tidak memungkinkan hidup sendiri tanpa interaksi dengan lingkungan. Interaksi
yang dilakukan terus menerus mengakibatkan
banyak perubahan-perubahan yang mempunyai efek negatif dan positif pada
lingkungan. Permasahan perubahan akan teratasi ketika makaluk hidup sadar akan
pembelajaran mengenai pengetahuan lingkungan. Pengetahuan lingkungan memiliki
banyak pokok pembahasan. Banyaknya pokok pembahasan dirangkum dalam mata
perkuliahan yaitu pengetahuan lingkungan. Didalam mata perkulliahan untuk
pemahaman lebih lanjut maka perlu pembahasan mengenai asas-asas pengetahuan lingkungan.
Asas-asas pengetahuan
lingkungan memberikan sebuah keterangan dimana sangat berfungsi dalam
pembelajaran pengetahuan lingkungan. Asas asas memberikan dasar untuk
perkembangan ilmu mengenai pemahaman pengatahuan lingkungan.
2) Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah
a. Mengetahui asas-asas pengetahuan lingkungan.
b. Contoh dari masing-masing asas pengetahuan
lingkungan
3) Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup
masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini sebagai berikut:
a. Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Secara Umum
b. Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Menurut Para Ahli
c. Perbedaan Ekologi dan Ilmu Lingkungan
d. Asas – Asas Pengetahuan Lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Secara Umum
1) Ekologi
Secara bahasa, ekologi
berasal dari bahasa Yunani (Greek) yaitu oikos dan logos yang berarti
rumah/habitat dan ilmu. Ernst Haeckel merupakan orang pertama yang menggunakan
istilah ekologi. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan
timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan
komponen sekitarnya. Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal
seperti:
a. Bagaimana alam bekerja
b. Bagaimana spesies beradaptasi dalam
habitatnya
c. Apa yang diperlukan dari habitatnya untuk
melangsungkan kehidupan
d. Bagaimana mereka mencukupi materi dan
energi
e. Bagaimana mereka berinteraksi dengan
spesies lain
f. Bagaimana individu dalam spesies itu
diatur dan berfungsi sebagai populasi
Ekologi erat kaitannya
dengan ekosistem. Oleh karena itu pengertian ekologi dapat diartikan pula
sebagai ilmu yang pembelajari tentang ekosistem serta bagian bagiannya.
2) Ilmu Lingkungan
Ilmu (atau ilmu
pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Pengertian lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa
dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah,
lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan,
dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun
sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik
berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda
mati yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama
manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang
membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian
seseorang.
2.2 Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Menurut Para Ahli
Selain definisi umum
mengenai pengertian ekologi, ada pula pengertian ekologi yang dikemukakan
menurut para ahli. Pengertian ekologi menurut definisi para ahli adalah sebagai
berikut:
Pengertian Ekologi
Menurut Miller (1975) Menurut Miller tentang pengertian ekologi yang
menggemukakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu mengenai hubungan timbal balik
diantara organisme serta sesamanya dan juga dengan lingkungannya.
Pengertian Ekologi
Menurut Otto Soemarwoto, pengertian ekologi adalah suatu ilmu mengenaihubungan
timbal balik diantara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.
Pengertian Ekologi
Menurut C. Elton, ekologi adalah suatu ilmu yang mengkaji sejarah alam atau
juga perkehidupan alam dengan secara ilmiah
Pengertian Ekologi
Menurut Resosoedarmo, pengertian ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan.
Pengertian Ekologi
Menurut Andrewarthaekologi, adalah suatu ilmu yang membahas penyebaran dan juga
kemelimpahan organisme
Pengertian Ekologi
Menurut Krebsekologi, adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji suatu
interaksi yang menentukan adanya penyebaran dan juga kemelimpahan organisme
Pengertian Ekologi
Menurut Eugene P. Odum, ekologi adalah suatu kajian terstruktur serta fungsi
alam, tentang suatu struktur dan juga interaksi diantara sesama organisme
dengan lingkungannya.
2.3 Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi adalah ilmu
yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang
lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos yang berarti habitat dan logos yang
berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi
antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914).
Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan
organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ada juga
yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari
hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana
mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi merupakan salah
satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di
alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi didefinisikan
sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme
terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme
hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi
“golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan
dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk
mendefinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah
dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam. Menurut Odum (1971)
ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi
ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini
menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu
termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara
(materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem
tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam
sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi
organisme di alam.
Pengertian akan
Lingkungan Hidup telah banyak sekali dikemukakan oleh beberapa ahli lingkungan.
Menurut Otto Soemarwoto pengertian lingkungan hidup adalah jumlah semua benda
dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan
kita. Sedangkan Munadjat Danusaputro memberikan pengertian lingkungan hidup
sebagai semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkah
perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi
hidup dan kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya (Siahaan, 1987:1).
Menurut Ehrlich dan kawan-kawan merumuskan tentang lingkungan sebagai berikut
(Ehrlich, Holdren, 1973:38): “For our
purpose, the environment is the unique skin of soil, water, gaseous,
atmosphere, mineral nutrients, and organisms that covers this otherwise
undistinguished planet”.
Pemerintah Indonesia
dalam UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 memberikan pengertian
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Sesuai dengan
pengertian lingkungan Hidup diatas, maka perlu diketahui tentang adanya
pembagian Lingkungan Hidup; dengan tujuan mencari pola pengelolaan yang
ditentukan dan dikehendaki. L.L. Bernard (dalam Siahaan, 1987:12) membagi
lingkungan atas empat macam, yaitu :
Lingkungan fisik
(anorganik), lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisigeografis :tanah,
udara, air, radiasi, gaya tarik, ombak dan sebagainya
Lingkungan biologi
(organik),segala sesuatu yang bersifat biotis
Lingkungan Sosial ,
terdiri dari :
Fisiososial, yaitu yang
meliputi kebudayaan materiil : peralatan, senjata, mesin, gedung dan sebagainya
Biososial manusia dan
bukan manusia, yaitu manusia dan interaksi terhadap sesamanya dan hewan beserta
tumbuhan domestik dan semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari
sumber organik
Psikososial, yaitu yang
berhubungan dengan tabiat bathin manusia, seperti sikap, pandangan, keinginan,
keyakinan. Hal ini terlihat dari kebiasaan, agama, ideologi, bahasa dan
lain-lain
Lingkungan Komposit,
yaitu lingkungan yang diatur secara institusional, berupa lembaga-lembaga
masyarakat
Tetapi ada juga
beberapa sarjana yang hanya memberikan tiga macam pembagian lingkungan hidup,
yaitu :
Lingkungan fisik
(Physical Environment), yaitu segala
sesuatu di sekitar kita yang bersifat benda mati, seperti : air, sinar, gedung
dan lainnya
Lingkungan biologis
(Biological Environment), yaitu segala
sesuatu yang ada di sekitar kita yang bersifat organis, seperti manusia, hewan,
tumbuhan dan lainnya
Lingkungan Sosial
(Social Environment), yaitu manusia-manusia lain yang berada di sekitar kita
atau kepada siapa kita mengadakan hubungan pergaulan.
2.4 Asas – Asas Pengetahuan Lingkungan
Pengetahuan lingkungn
memeiliki beberapa asas dalam pengembangannya. Asas- asas tersebut diantaranya
yaitu:
ASAS 1 (HUKUM
THERMODINAMIKA I)
Semua energi yang
memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai
energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas ini adalah
sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum
konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya kalori,
energi yang terbuang dalam bentuk
makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak,
menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.
ASAS 2
Tak ada system
pengubahan energi yang betul- betul efisien.
Pengertian:
Asas ini tak lain
adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah hilang dari
alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang kurang
bermanfaat.
Asas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam
ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun
demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas
tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
Dalam sistem biologi,
energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem
kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain.
Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah
mendapatkan asupan energi yang banyak,
sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu
pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien (banyak
terbuang).
Energi yang dapat
dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu termasuk
kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat diukur
manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.
Sumber alam adalah
segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau ekosistem
yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan
meningkatkan daya pengubahan energi.
ASAS 3
Materi, energi, ruang,
waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan energi oleh
system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya
materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah
beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
Contoh:
Ruang yang sempit: dpt
mengganggu proses pembiakan organisme dg kepadatan tinggi.
Ruang yang terlalu
luas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan bertemu
antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan terganggu.
Jauh dekatnya jarak
sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi.
Waktu sebagai sumber
alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan mamalia dipadang
pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di lingkungannya, maka harus
berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan
bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak
lokasi sumber air.
Keaneka-ragaman juga
merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies semakin
kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya.
Materi dan energi sudah
jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme
hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan materi dan
energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam.
Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk
kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup
untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori
sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan
mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu
“survive”.
Asas 3 ini mempunyai
implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya
ASAS 4
Untuk semua kategori
sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan
sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini
tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori
sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang
melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan
peracunan. Ini adalah asas penjenuhan.
Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumberalam
yang sudah mendekati batas maksimum.
Asas 4 tersebut
terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum, yang
berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumberalam akan
mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
Contoh:
Pada keadaan lingkungan
yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan
naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan
perjuangan hidup, bila persediaan
sumberalam berkurang. Tetapi sebaliknya,
akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.
Untuk semua kategori
sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang
melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan
peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku
kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah
mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai
arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa
batas maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem
biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya
ukuran optimum pengadaan sumber alam
untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu
tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.
ASAS 5
Pada asas 5 ini ada dua
hal penting, pertama jenis sumber alam
yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut,
sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat
digunakan lebih lanjut.
Contoh:
Suatu jenis hewan
sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman
yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada
penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam
(makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
ASAS 6
Individu dan spesies
yang mempunyai lebih banyak keturunan
daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Pengertian:
Asas ini adalah
pernyataan teori Darwin dan Wallace.
Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat
adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul
kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang
kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula
bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan
daripada yang non-adaptif.
Pada asas ini berlaku
“seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan
faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat
menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu
menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga
individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak
ASAS 7
Kemantapan
keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di alam yang “mudah diramal”.
Pengertian :
“Mudah diramal” : :
adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode
yang relative lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di
semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya
untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.
Dengan mengetahui
keadaan optimum pada faktor lingkungan
bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu
diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan. Pada asas ini
arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor
lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi
turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan
sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan
pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda
kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan
terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas
yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil
secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak,
dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara
evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni
oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa
komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini
dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian
diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan
yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan
dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang
muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou
(1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja
melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan
keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi.
ASAS 8
Sebuah habitat dapat
jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana niche
dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok taksonomi
tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas
(niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup
berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing
mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.
Pada asas ini
menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies
tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama
lain mempunyai kepentingan dan fungsi
yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas
spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang
bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan
ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
ASAS 9
Keanekaragaman
komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.
T = K x (B/P) ; D ≈ T
T = waktu rata-rata
penggunaan energi
K = koefisien tetapan
B = biomassa
P = produktivitas
D = keanekaragaman
Pengertian:
Asas ini mengandung
arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam sistem biologi akan
meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam
suatu komunitas.
Pada asas ini menurut
Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan
keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10
Pada lingkungan yang
stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan
waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Pengertian:
Sistem biologi
menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi
dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman.
Dalam asas ini dapat
disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada
peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil,
yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan
produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam
ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam
perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu
dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini
benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut
pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang
demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga
diperoleh stratifikasi.
Implikasi dari asas ini
bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan memperlakukan
fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian dengan
jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.
ASAS 11
Sistem yang sudah
mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa).
Pengertian:
Ekosistem, populasi
atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat
organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan
keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi
yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem
yang tinggi keanekaragamannya).
Arti dari asas ini
adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan energi,
biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan
kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran
yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang
lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya
ASAS 12
Kesempurnaan adaptasi
suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan
suatu lingkungan.
Pengertian:
Populasi dalam
ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap.
Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak
perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan
yang tidak stabil.
Asas ini merupakan
kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi
keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam
perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat
adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam
habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi
faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru
adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam
habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor
alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi
pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan
kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini
bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri,
semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi
pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
fisikokimia dibandingkan dengan populasi
pada ekosistem yang sudah mantap.
ASAS 13
Lingkungan yang secara
fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam
ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi
lebih jauh lagi.
Asas ini merupakan
penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur
energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu
goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih,
dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan
lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka
kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem
yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat
kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi
penggunaan energi.
ASAS 14
Derajat pola
keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam
sejarah populasi sebelumnya yang nanti
akan mempengaruhi populasi itu.
Asas ini merupakan
kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai
makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan
populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/
Komunitas yang Mantap:
• Jumlah jalur energi
yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)
• Lingkungan fisik
mantap (mudah“diramal”)
• Sistem control umpan
balik (feedback) komunitas sangat kompleks
• Efisiensi penggunaan
energi
• Tingkat
keanekaragaman tinggi.
0 komentar :
Posting Komentar